Rabu, 13 September 2017

UNTUK CALON SUAMIKU

         Awal pertemuan kita yang secara tak sengaja saat HUT RI tahun 2016 lalu tak ku sangka  akan jadi pintu yang membawa kita untuk saling mencintai dan membawa kita dalam hubungan yang lebih jauh hingga kita memutuskan untuk menikah setelah menjalani masa pacaran selama 5 bulan.

Kamis, 27 Juli 2017

CINTA DAN CITA-CITA

Tadi pagi pas bangun, mama bilang “Sia bilang kalau awal agustus nanti  sampai akhir bulan bakalan banyak pendaftaran calon pegawai negeri  sipil online.  Coba-cobalah mendaftar karena daftarnya juga bisa di rumah”
Masih ditempat tidur saya berdoa “Ya Allah saya harus mengejar cita-cita atau cinta”. Sampai jam 7 dan tiba waktunya kerja, Allah belum menjawab.
Pikiran itu terus terbawa ketempat kerja hingga akhirnya aku pasrah dan berkata dalam hati “Aku pernah meminta dua hal. Pekerjaan dan jodoh tapi pekerjaan yang datang lebih dulu jadi mungkin tahun ini jodohku belum datang jadi aku akan memilih dan menuruti saran mama”.
Habis memutuskan seperti itu, aku ke WC dan balik dari WC hp ku berdering.
Dalam hati berpikir “siapa yah yang nelpon jam segini, perasaan orang tua, pacar dan mantan tau kalau aku kerja” jadi aku dekati tas dan melihat telpon itu dari teman kuliah yang kebetulan tetangga.
“Halo. Assalamualaikum”
“Waalaikumsalam. Dek kerja kah??”
“Iya kak. Ini lagi di tempat kerja”.
“Begini dek. Mau masuk honor kah? Jadi guru PAUD. Gajinya triwulan Rp.600.000 per bulan”
“Iya kak. Bisa”
Dan sorenya kami pergi bertemu dengan orang yang bertanggung jawab dengan PAUD itu dan dia suruh aku ke sekolah besok pagi.
Allah menjawab doaku tidak sampai 24 jam.
Cinta memang gak harus dikejar karena jika Allah sudah menakdirkan maka dia akan datang sendiri atau jodohku ku urus lain kali lah. Yang penting aku punya kerja, insyaallah akan ada orang yang meminang.
“Yaa Allah semoga besok aku diterima jadi guru seperti cita-citaku sejak SD dan ditempat kerja yang sekarang setuju kalau aku dapat sift siang terus hari senin sampai jumat.
Amiin

Rabu, 26 Juli 2017

SEANDAINYA

Terkadang saat ditempat kerja dan barang yang masuk kurang, aku berrpikir dalam hati dan berbicara sendiri,
“Apa mungkin aku dan dia menikah?”
“Apa dia akan bersabar dengan setiap penolakan yang aku lakukan padanya?” 
“Ape keluarganya akan setuju?”
“Bagaimana kalau omongannya hanya seperti temannya yang pernah berjanji untuk mempertemukan aku dengan omnya hari minggu tapi beberapa minggu berlalu, kami tak bertemu”
“Kalaupun dia datang, apakah keluargaku akan menerimanya?”
Jujur aku takut.
Aku telah menolak permintaan dia untuk pacaran lebih jauh. Normal bagi dia yang pernah beberapa kali menjalin cinta dengan wanita yang mau menuruti setiap kemauannya tapi memang sich orang lain pacarannya kayak begitu tapi aku sudah berjanji hanya mau seperti itu dengan orang yang berhak.
Dia pernah bilang kalau dia akan sabar tapi aku bisa merasakan kekecewaan dari hatinya.
Aku sangat mencintainya dan aku tak mau dia terluka tapi bagaimana lagi? Permintaannya begitu berat.
Saat ditempat kerja dan tiba-tiba pikiran itu muncul , aku ingin menangis tapi malu rasanya kalau kedapatan sama teman-teman kerja disana. Tapi meskipun pernah mata ku berkaca-kaca menahan sakit dan apa yang akan ku alami kalau omongannya hanya manis di bibir saja.
Aku sangat takut dia pergi meninggalkanku.
Dalam dirinya aku menemukan semua yang aku cari.
Meskipun dia tak tampan.
Tak kaya.
Tak taat beribadah.
Tapi entahlah.
Aku tak tau apa yang membutakan mataku hingga aku sangat jatuh hati.
“Bagaimana kalau dia hanya berbohong?”
Aku dan keluarga pasti sangat malu karena ini rencana pernikahanku yang pertama diketahui oleh teman-teman mama.
Tapi aku menepis itu dan mencoba menghibur diri dengan melihat semangat yang ada pada diri Munira.
Dia yang pernah berhenti bekerja dengan alasan mau menikah dan sekarang kembali bekerja karena katanya pernikahannya ditunda.
Tapi dia masih bisa tersenyum
Dia masih bisa makan
Bahkan dia masih mampu menjawab pertanyaan teman-temannya yang menagih undangan.
Meskipun aku tak mau seperti itu tapi saat ini aku hanya ingin semangat bekerja untuk mama.
Semoga gaji bulan depan bisa mama nikmati.
Semoga aku terus sehat untuk bekerja.
Masalah jodoh.
Biar Allah yang mengatur karena Allah pasti tau kalau sekarang hatiku telah ku serahkan pada siapa.
Kan Allah lebih tau mana yang terbaik untuk kita.
Kita hanya berhak memilih, selanjutnya kita kembalikan padanya.
“Ya Allah”
Pertemukan aku dengan jodohku dengan cara yang terbaik.
Jangan ada yang terhina diantara dua keluarga. 
Jadikan dia jodoh yang terbaik dan jadikan pula aku pantas menjadi bidadari dunia akhiratnya.
Aku akan menunggu hingga kau membawa langkah kakiku ke pelaminan dengan dia yang terbaik.
Amiin

Minggu, 04 Juni 2017

Tiga Pisau

Mungkin memang aku yang bertindak kelewatan.. Atau mungkin aku dan dia sama-sama kelewatan.. Karena untuk kebahagiaan kami, kami mengorbankan tiga hati yang harua tersakiti..

Senin, 06 Maret 2017

Pisau Cinta

andai aku bisa jujur, saat dia memintaku untuk menuliskan surat untuk wanita pengganti diriku sebuah pernyataan kalau niatnya untuk menikahi wanita itu benar dan dia akan berusaha menepatinya. Hatiku sakit, begitu mudahnya dia berpikir kalau aku sudah tak memiliki perasaan apapun ke dia. Jika aku yang menulis lalu menandatangani surat itu, itu sama saja dengan aku mengasah pisau untuk mengiris tanganku kemudian.